Abou Diaby, salah satu gelandang Arsenal dikenal sebagai seorang
Muslim yang taat beribadah. Satu lagi yang mengagumkan ternyata pesepak
bola asal Perancis ini juga seorang penghafal Al Qur’an.
Hal ini diketahui dari akun twitter salah seorang pengajar Ebrahim
college di London, Mufti Muhammad (@Mufti_Muhammad).
“In conversation with Arsenal Footballer Abu Diaby @ Ebrahim college
dinner tonight, who’s memorised 19 ajza of Qur’an! (Dalam obrolan
bersama pemain Arsenal Abu Diaby di Ebrahim College saat makan malam,
yang mana dia hafal 19 juz Al Qur’an!)”, sentil Mufti Muhammad pada
Diaby.
Bagi Diaby, mengunjungi Ebrahim College adalah hal biasa, karena dia merasa nyaman berada dalam komunitasnya di sana.
Diaby disebut-sebut juga menjadi salah satu donatur tempat sekolah
Islam yang terkenal di Ibu Kota Inggris itu. Ebrahim College juga
mendidik dan membimbing para mualaf yang ingin mendalami ajaran agama
Islam. Selain itu, Diaby juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial,
salah satunya pada malam amal untuk etnis Muslim Rohingya.
Berikut adalah kutipan wawancara dengan pemain berdarah Prancis ini:
Mulai kapan Anda bermain sepakbola?
Saya mulai bermain sepakbola pada usia 10. Saya awalnya bermain
basket dan benar-benar menikmatinya. Saya yakin saya bermain basket
secara profesional tapi kakak saya malah main sepak bola dan dia sangat
baik. Saya menonton dia bermain sepanjang waktu dan kemudian akhirnya,
saya mulai bermain (bola) dengan dia.
Keluarga Anda mendukung?
Keluarga saya selalu sangat mendukung dan mendorong saya, terutama
ayah saya. Dia mencintai sepak bola! Dia datang ke setiap pertandingan,
di mana saja. Saya yakin dia sudah berkelana ke seluruh Prancis untuk
memastikan dia tidak melewatkan setiap pertandingan saya! Ayah saya
selalu menjadi pengaruh terbesar saya.
Pada usia 17, saya masuk dalam tim pertama. Pelatih mengajarkan dan
mendorong saya untuk berlatih dan memperbaiki keterampilan saya.
Apa hubungan Anda seorang Muslim dengan Anda seorang pesepak bola?
Sebagai seorang Muslim, keyakinan saya selalu mendorong saya untuk
jadi kuat dan selalu fokus, tidak hanya dalam kehidupan pribadi saya,
tapi dalam sepakbola. Ini mengajarkan saya bagaimana untuk berdisiplin
dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Kemewahan dan ketenaran selalu dikaitkan dengan sepak bola dan tentu
saja pada tahap tertentu, saya pikir Anda harus belajar untuk berurusan
dengan popularitas. Tapi secara pribadi berbicara, saya tidak berpikir
itu mempengaruhi saya secara langsung karena saya tidak menganggap semua
itu penting. Saya telah diberi pendidikan yang baik oleh orang tua
saya, Alhamdulillah. Saya tahu di mana saya datang dan saya tahu kemana
saya akan kembali nanti.
Apa yang Anda persiapkan sebelum bertanding?
Satu makanan khas sebelum pertandingan; pasta dan ikan. Rasanya baik dan disitu ada semua nutrisi yang dibutuhkan!
Selama Ramadhan, saya selalu berpuasa. Hanya hari-hari tertentu saja
tidak bisa berpuasa, biasanya sebelum dan ketika hari pertandingan. Saya
berpuasa di semua hari lain dan saya pastikan untuk membayar puasa saya
di luar bulan Ramadhan.
Anda pernah merasa aneh menjadi seorang pesepak bola Muslim?
Beberapa orang memiliki persepsi bahwa sulit untuk menjadi Muslim
yang bermain sepak bola, tapi saya selalu merasa bahwa jika Anda
berkomunikasi dengan orang-orang, mereka menghormati Anda karena siapa
Anda. [sa/islampos/emel]
Sumber:
1. http://www.islampos.com/abou-diaby-menjadi-muslim-menjadikan-saya-kuat-selalu-fokus-41392/
2. http://news.fimadani.com/read/2013/01/02/abou-diaby-gelandang-arsenal-penghafal-19-juz-quran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar