Sabtu, 18 Oktober 2014

Persediaan dalam Ilmu Akuntansi

Pengertian Persediaan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011: 3-4) , Persediaan adalah
  1. Dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
  2. Dalam proses produksi untuk dijual
  3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
Menurut Warren, et. al (2008: 440) Persediaan digunakan untuk mengindikasikan:
  1. Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan
  2. Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu
Stice dan Skousen (2004: 654) mengemukakan bahwa :
Persediaan (atau persediaan barang dagang) secara umum ditujukan untuk barang barang yang dimilki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Kata bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur.

 Rudianto (2009: 236) menambahkan bahwa  “Persediaan ialah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimilki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut.”
Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2008: 144) definisi persediaan adalah “sebagai aset berwujud yang diperoleh perusahaan dan yang diperoleh untuk diproses lebih dulu dan dijual”.
Persediaan menurut Agus Ristono (2009: 1), dapat diartikan sebagai “barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi”.
Dari semua pemaparan diatas maka kita dapat menyimpulkan persediaan ialah barang/komoditas yang akan dijual kembali apapun bentuknya.
Perputaran Persediaan
Perusahaan manufaktur selalu berhubungan dengan persediaan karena kegiatan produksi yang dilakukan selalu membutuhkan adanya barang yang siap untuk digunakan sepanjang waktu. Periode perputaran persediaan perlu diperhatikan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghabiskan persediaan dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan semakin lama periode perputaran persediaan, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjaga agar persediaan di gudang tetap baik.
Oleh karena itu, diperlukan adanya tingkat perputaran persediaan yang tinggi untuk mengurangi biaya yang timbul, karena kelebihan persediaan. Dilihat dari segi biaya apabila perputaran persediaan semakin lama, maka persediaan menumpuk, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan semakin tinggi hal ini akan semakin memperkecil laba. Karena laba merupakan hasil dari pendapatan dikurangi biaya. Sehingga semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan, semakin kecil laba yang akan didapat.
Periode perputaran persediaan dapat digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidakseimbangan, yang bisa saja menunjukkan kelebihan investasi dalam berbagai komponen tertentu persediaan (Horne dan Wachowicz, 2009: 217).
Untuk mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui perputaran persediaan (inventory turnover) yang terjadi dengan membandingkan antara harga pokok penjualan (HPP) dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki, dapat dinyatakan dengan rumus :
Perputaran persediaan
=
Harga Pokok Penjualan
Persediaan rata – rata

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hamba yang penuh dosa. Berharap ampunan Nya.