Sabtu, 09 November 2013

Kewajiban Muslim terhadap Diennya

Dirangkum dari Tausyiah Gurunda Ustad Salim a Fillah





Dalam kitab Fawaid, Ibnu Qoyyim menjelaskan kewajiban yang Allah swt telah tetapkan tuk tiap Muslim kepada Dienul Islam ini. Karena Allah swt yang memberikan nama Islam kepada Dien ini. Maka ada beberapa kewajiban yang harus kita laksanakan yaitu:
1. Mengimani
2. Mengilmui
3. Mengamalkan
4. Mendakwahkan
5. Bersabar dalam mengimani, mengilmui, mengamalkan dan mendakwahkan 

1. Mengimani
Ada dua pendekatan yang Ulama berikan dalam hal mengimani Dienul Islam. Yang pertama ialah dengan penuh keyakinan dan perasaan. Ini dicontohkan oleh Ibunda Hajar dikala Allah swt memerintah Nabi Ibrahim alaihisalam tuk meninggalkan Ibunda Hajar dan Nabi Ismail yang baru saja lahir dengan kulit yang kemerah merahan di Padang Tandus (Bakkah). Perlahan Nabi Ibrahim as meninggalkan istri dan anaknya tsb. Dengan penuh tanda tanya, Hajar bertanya ke suami  "hai Ibrahim kenapa kau tinggalkan kami"?, Namun Nabi Ibrahim as hanya berhenti sejenak dan kemudian berjalan kembali ke arah utara (Palestina). Sampai tiga kali ibunda Hajar bertanya, dan tak ada jawaban apapun dari Nabi Ibrahim as. Maka digantilah pertanyaannya menjadi "apakah ini perintah Allah'?. bergetarlah hati Nabi Ibrahim as, ia balikkan badannya, ia genggam tangan istrinya dan ia tatap matanya (bukan film india ya hehehe) kemudian mengatakan "ia ini perintah Allah swt".

Maka dilepaslah tangan suaminya dan mengatakan dengan tegar "jika ini perintah Allah, maka sekali kali Allah takkan pernah meninggalkan kami", inilah perkataan iman. Lalu apakah dengan perkataan ini turun hidangan dari langit??? tidak. Maka Allah swt uji dengan bekalnya habis, air susunya mengering dan Nabi Ismail as menangis. Berlarilah Siti Hajar mencari air ke bukit Shafa, dilihat apakah ada sumber mata air tuk diminum, atau ada orang yg bisa dimintai tolong. Berlarilah ke bukit Marwah, dilihat apakah ada sumber mata air tuk diminum atau ada orang yg bisa dimintai tolong. begitu bolak balik sebanyak tujuh kali. Logikanya jika seorang ingin tahu ditempat tsb ada air, maka maksimal cukup 2 kali saja bolak baliknya. Namun Siti Hajar hanya ingin menunjukkan ketaatannya kepada Allah swt, karena ia ingin berusaha semaksimal mungkin dalam ikhtiar. Keluarlah  air tsb di bawah kaki Ismail. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa rezeki itu Allah swt letakkan dimana ia kehendaki.

Yang kedua, dengan menggunakan akal. Iman inilah yang dicontohkan para Sahabat RadhiyAllahu anhum. Ketika mereka dikepung oleh pasukan ahzab. Pasukan yang belum pernah dilihat dijazirah arab dengan jumlah yang begitu besar dan hanya satu tujuannya yaitu menghancurkan Madinah. Kemudian berundinglah Rasulullah dengan para sahabat mengenai cara melawan pasukan ahzab. Atas usul Salam al Farisi, kemudian dibuatlah Parit tuk membendung serangan pasukan ahzab. Yang diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam bahwa panjang parit tsb jika kuda melompat maka terjatuh dan dalamnya jika kuda menaikinya takkan sampai. Maka bekerjalah para sahabat tuk membuat parit tsb.  Pada suatu hari ditemui sebuah batu yang tidak bisa dihancurkan sahabat. Dipanggillah Rasulullah saw tuk menghancurkan batu tsb. Beliau mengangkat perkakasnya dan terlihatlah dua buah batu mengganjal perutnya, sedangkan para sahabat hanya mengganjal dengan satu batu. Kemudian dengan mengucap bismillah dipukulkanlah kapak ke batu. Terpeciklah api dan Rasul berkata "Allahuakbar, aku diberi kunci kunci negeri Syam, aku bisa melihat istananya berwarna merah", kemudian pukulan kedua, memercik api dengan tinggi dan Rasulpun berkata "Allahuakbar, aku diberi kunci kunci Negeri Persia, Demi Allah aku melihat istananya berwarna putih". Kemudian pukulan ketiga, memercik api lebih tinggi dan batunyapun hancur, dan Rasulpun berkata "Allahuakbar, aku diberi kunci kunci Negeri Yaman, aku bisa melihat istananya di Shan'a".Kemudian inilah yang membuat para sahabat sangat teguh dan tsabat. Ujian pun datang, Pasukan Ahzab mengepung madinah. Bergetarlah hati para sahabat. Oleh karena itu, yang kuat iman nya yg bisa bertahan.

Mengejeklah  kaum munafikun tuk mengendurkan semangat sahabat RasulIllah. Mereka mengejek Rasulullah saw dengan mengatakan "tuh kan Nabi kita sudah stress, massa buang hajat jah gbisa. kok bisa bisanya ngomongin yaman, persia dan syam. Biasa orang stress".Memang dalam perang ahzab ini, Rasul dan para sahabat harus menggabungkan shalat juhur, ashar, magrib dan isya menjadi satu waktu. Bahkan tuk buang hajat saja tidak bisa, karna jika satu orang meninggalkan pos nya, maka pasukan musuh dapat merangsek masuk. Dibalaslah perkataan tsb oleh sahabat dengan mengatakan, "Inilah yg dijanjikan Allah dan Rasul - Nya. Maha Benar Allah dan RasulNya."

Syaikh Munir al Ghabhan menjelaskan keimanan para sahabat dengan akal tsb ialah bahwa jam 7 malam gelap, jam 12 malam lebih gelap lagi dan jam 2 semakin gelap. Namun semakin gelap malam, maka akan semakin dekat ke fajar.  Perang Badar menyakitkan karena kaum muhajirin harus melawan kaum kafir Quraisy yang kebanyakan ayah, kakak, paman dan saudara saudara mereka. Kemudian perang Uhud, dimana 70 sahabat syahid, disitu ada Hamzah bin Abdul Muthalib, Mushab bin Umair dan Abdullah bin Jahsy. Ada yang dibelah hidungnya, dikeluarkan isi perutnya, dikunyah jantungnya. Bahkan Rasulpun terluka dan banyak sahabat yg terluka. Dan Perang Khandaqpun lebih menyakitkan, sampai sampai sahabat pun tidak bisa buang hajat dan menggabungkan 4shalat waktu menjadi satu waktu dikerjakan pada tengah malam. Tapi mereka yakin bahwa setelah Khandaq akan segera terbit sebuah kejayaan Islam.
 (bersambung)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hamba yang penuh dosa. Berharap ampunan Nya.