Jumat, 01 Mei 2015

LAPORAN KEUANGAN

2.2.1.1  Definisi Laporan Keuangan
            Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011 : 1), “laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas”.
            Sedangkan menurut Harahap (2010 : 105), “laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.
   Pengertian laporan keuangan menurut Agnes Sawir (2005 : 5), “laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang.
Sedangkan menurut Munawir (2008 : 5), pengertian laporan keuangan adalah “dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi.
            Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten dan merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.


2.2.1.2  Tujuan Laporan Keuangan
            Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011 : 1.5-1.6) adalah :
“memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Kemudian Dwi Prastowo (2011 : 5-6), menambahkan bahwa :
“Tujuan laporan keuangan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di mana informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta waktu kepastian dari hasil tersebut”.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
2.2.1.3  Komponen-komponen Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011 : 1.4-1.5), komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari :
1.        Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.  
2.        Laporan laba rugi komprehensif selama periode
Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama 1 (satu) periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
3.        Laporan perubahan ekuitas selama periode
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan :
1)   Total laba rugi komprehensif selama suatu periode yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali.
2)   Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25.
3)   Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari :
(1)      Laba rugi.
(2)      Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain.
(3)      Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
4.        Laporan arus kas selama periode
Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.
5.        Catatan atas laporan keuangan
       Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang   disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
6.        Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Informasi utama yang ada dalam laporan posisi keuangan yaitu aset, kewajiban dan ekuitas. Aset yaitu segala sesuatu yang dikuasai oleh perusahaan, memiliki manfaat ekonomis, dan berasal dari transaksi pada masa lalu. Kewajiban yaitu segala pengorbanan ekonomis pada masa mendatang dari hasil transaksi atau kejadian pada saat ini. Ekuitas yaitu nilai sisa dari aset atau aset dikurangi kewajiban. Informasi yang ada di dalamnya adalah modal kontribusi atau modal yang berasal dari setoran pemilik serta saldo laba.
Laporan laba rugi komprehensif berisi kinerja perusahaan dalam 1 (satu) periode, umumnya selama 1 (satu) tahun. Dalam laporan laba rugi, nilai penjualan atau pendapatan dikurangi biaya menjadi laba. Secara umum, makin besar labanya, kinerja sebuah perusahaan dianggap semakin baik. Laporan laba rugi dan neraca disusun menggunakan prinsip berbasis akrual, yaitu pencatatan disusun berdasarkan pada saat terjadinya transaksi.
Laporan perubahan ekuitas merupakan gambaran yang lebih detail dari bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Beberapa akun yang berhubungan antara lain laba/rugi bersih, saldo akumulasi laba dan transaksi modal pemilik, termasuk dividen.
Laporan arus kas dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu arus kas operasional, investasi dan pendanaan. Arus kas operasional mencerminkan kinerja operasional perusahaan dengan berbasis penerimaan dan pengeluaran kas. Sementara untuk bagian arus kas investasi dan pendanaan, nilai yang besar atau kecil tidak menunjukkan baik atau buruknya kinerja perusahaan, melainkan harus dilihat konteksnya terlebih dahulu.
Catatan atas laporan keuangan berisi catatan dan penjelasan kualitatif dari laporan keuangan sebelumnya, termasuk perhitungan-perhitungan yang relevan dengan akun  yang disajikan dalam laporan keuangan lain. Kumpulan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari pengungkapan (disclosure) yang aturannya untuk perusahaan go public diatur oleh BAPEPAM (Sulistiawan et. al., 2011 : 5-6).

2.2.1.4  Karakteristik Laporan Keuangan
            Terdapat 8 (delapan) karakteristik laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia  (2011 : 1.8-1.16) yaitu sebagai berikut :
1.        Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian  yang wajar mensyaratkan penyajian secara wajar dan jujur akan dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan.
2.        Kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan atau tidak mempunyai alternatif lain yang realistis selain melakukannya.


3.        Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
4.        Materialitas dan agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.
5.        Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK.
6.        Frekuensi pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode laporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yag lebih panjang atau lebih pendek dari pada periode 1 (satu) tahun sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan :
1)        Alasan penggunaan periode laporan yang lebih panjang atau lebih pendek.
2)   Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan.
7.        Informasi komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
8.        Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara konsisten kecuali :
1)   Setelah terjadi  perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi.

2)   Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.

2 komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Hamba yang penuh dosa. Berharap ampunan Nya.