Senin, 21 Oktober 2013

Kepergian

Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya .... (QS. Ali Imran Ayat 145)

Kehidupan dunia yang sesaat ini, terkadang menipu kita tuk melupakan negeri yang abadi. Negeri dimana kita menyemai segala yang kita tanam di dunia ini. Alangkah bodohnya diri ini, yang masih saja mau dibohongi oleh musuh yang nyata(setan) tuk mengikuti tiap langkah langkahnya.

Kematian sebagai pintu pertama tuk menuju kehidupan yang abadi. Merupakan pengingat yang paling baik tuk mengingatkan kita tentang negeri keabadian. Kepergian orang disekitar kita , terkadang membawa sesak didada. melemahkan raga, dan menitik nitik air mata. Bukan, bukan hanya kepergiannya saja yang tak kembali. Tapi yg membuat dada sesak, lemah raga, dan air mata, ialah salah satu pintu surga sudah tertutup.

Tak bisa diri ini melihat senyumnya yang begitu hangat menyambut sa.ng anak. Doanya disepertiga malam terakhir, memberikan inspirasi kehidupan. Pelukan keikhlasan penuh kasih dan sayang. Dan nasehatnya yang tulus dan menghujam.


Selamat Jalan Ibunda Sahabatku,

Moga Allah swt mengampuni dosa dosanya, dan menerima segala Amal Ibadahnya
Allahumma Firlaha Warhamha Wa 'afiha Wafuanha.


Tuk sahabatku .
Moga jadi pengingat diri ini tuk selalu menyayangi bundaku.

Catatan tentang ROHIS disekolah



Membangun masa depan

Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalannya, Semangat dalam merealisasikannya dan kesiapan untuk beramal serta berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini, iman, ikhlas . semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Hal itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.
(Hasan al bana)

Ketika kita merenungi kata-kata ini. Maka akan terpintas didalam pikiran kita, apa yang sebenarnya kita perjuangkan, bagaimana dan apa tujuan akhirnya. Dalam kalimat pertama ditegaskan bahwa untuk mewujudkan sebuah ide/gagasan, ialah memiliki keyakinan yang kuat kepadanya. Sekarang yang menjadi pertanyaan, apa kita yakin dengan apa yang kita jalani hari ini dan kemaren?
Terlepas dari itu semua, kita perlu menyadari dan memahami  apa yang sebenarnya kita lakukan. Dan hasil akhir apa yang akan kita peroleh.dan bagaimana cara kita memperoleh hasil tersebut. Untuk menguatkan langkah kita. Agar langkah ini semakin terarah dan roda-rodanya dapat berputar dengan cepat menyambut momentum yang akan terus datang.
            Kita semua sepakat bahwa hari ini menentukan masa depan. Rangkaian-rangkaian kegiatan yang kita lakukan hari ini akan menjadi sebuah produk besar yang menggambarkan kerja keras kita dikemudian hari. Visualisasi/menggambarkan masa depan secara jelas biasa kita sebut dengan visi. Visi menjadi penting bagi sebuah organisasi yang ingin tetap eksis dan memberikan kontribusi signifikan di dalam aktivitasnya.
            Dalam ranah dakwah smkn 17, kita tidak hanya memahami rohis sebagai wasilah(sarana) dakwah. Tetapi rohis harus menjadi “sekolah” bagi pemuda-pemuda Islam untuk mengembangkan potensinya, sesuai dengan amanat visi rohis tersebut. Untuk itu, kita perlu melihat seberapa besar alumni-alumni rohis yang sudah berperan secara optimal di dalam masyarakat sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan di rohis.
            Rohis merupakan bagian dari masyarakat di smkn 17. tentu harus bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam kemajuan smkn 17 dan sekitarnya(lihat visi rohis) . dan hal itu akan sulit(bahkan mustahil) jika peran alumni sangat minim. Alumni yang telah membentuk wadah untuk mengaktualisasikan semangat dakwahnya maka membentuk sebuah forum alumni rohis yang diberi nama ISHLAH, tentu dengan ghiroh  ingin berperan lebih aktif dan massif dalam mengembangkan rohis 17.
            Maka itu perlu ada penyamaan visi dan misi antara Rohis dan Ishlah. Sehingga terbentuk sebuah satu kesatuan yang integral dan komprehensif dalam mengelola dakwah sekolah. Adanya kesamaan akan memberikan ruang gerak yang luas untuk masing-masing organisasi ini agar dapat berperan secara optimal dan terarah. Dan bisa bersinergi membangun masyarakat smkn 17 yang Islami dan memperat ukhuwah didalamnya.






Minggu, 13 Oktober 2013

Sakit

beberapa pekan ini masih mendapat kabar dari seorang sahabat mengenai ibundanya yang sedang sakit. Alhamdulillah walau agak jauh, bisa berkunjung kerumahnya. Saat sampai dirumah ibunya, tak disangka sahabat saya ini menangis, mungkin rindu dan sedih melihat kondisi ibunya. Semoga Allah swt segera penyakit di Ibundanya dan menjadi penggugur dosanya. Merenungi kejadian ini, Saya jadi teringat untaian kata dari blog seseorang yang ibundanya wafat terkena penyakit Kanker

"Sejatinya penyakit itu makhluk Allah swt yang sangat taat. Ia memberikan pelajaran indah tuk penderita. Menumbuh tambahkan kasih dan cinta bagi sesama." (agak di arransement ulang ya kata katanya)

ya, memang hidup ini hanya diisi oleh dua kebaikan yaitu sabar dan syukur. seperti tweet Ustad Salim a fillah

"Yang lebih indah bukan lepas dari masalah; tapi mengeja kesabaran. Yang lebih jelita bukan mendapat karunia; tapi mewujudkan kesyukuran."

Moga kesabaran selalu menghiasi ibu dan keluargamu kawan. Moga temanmu yang tak pantas disebut teman karna belum banyak yg bisa diberikan dapat mengambil ibrah atas peristiwa ini. 

Memaknai amanah kehidupan




Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui
(Q.S. Al-Anfal ayat 27)
Sesosok tubuh yang gagah dan perkasa sedang mengejar seekor unta zakat yang lari. Dipanggillah lelaki itu oleh utsman bin affan ra.”wahai amirul mukminin, apa yang sedang kau kejar”? lelaki itu menjawab”aku sedang mengejar unta hasil zakat”, padahal waktu itu, hari sangat panas sekali. Lanjut utsman” istirahatlah dulu dirumahku, biarkan budakku  yang mengejar unta itu” dengan lantang sang khalifah menjawab”wahai utsman, seandainya Allah swt menghisabku di yaumil akhir nanti, maka yang akan dimintai pertanggungjawaban mengenai unta zakat ini ialah aku bukan budakmu”
Inilah sebuah kisah dari seorang khalifah umar bin khatab. Amirul mukminin yang dikenal mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap amanahnya(sense of responsibility). Kisah ini menjadi ibrah bagi kita, bahwa semua amanah yang diserahkan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban di yaumil akhir nanti. Bagaimana seorang khalifah tentu bisa dengan mudah meminta bantuan kepada pembantu-pembantunya untuk sebuah urusan kecil yaitu mengejar seekor unta yang lari. Tapi apa yang dilakukan umar, beliau mengejarnya sendiri. Ya, karena di yaumil hisab tak ada perhitungan secara jama’ah. Tapi nafsi-nafsi walaupun di dunia kita amal jama’i.
Namun apakah arti amanah bagi kehidupan kita. Apakah hanya sebuah jabatan yang nanti hanya kita bangga-banggakan kelak ketika menjadi pembicara. Kita ceritakan kepada penerus-penerus kita bahwa dulu kita memegang amanah yang besar. Tentu bukan itu jawabannya, seharusnya dengan lantang kita akan menjawab seperti jawaban khalifah umar bin khatab ra. Ya, karena amanah ini akan dimintai pertangungjawabannya.
Terkadang kita merasa berat, karena timbul dalam pikiran kita”ana telah banyak amanah”, sehingga menyebabkan kita melalaikan amanah yang lain. Apakah kehidupan kita sesibuk Rasulullah. Yang harus mengatur Negara, memimpin perang, membina umat, dan lain sebagainya. “toh itukan Rasulullah, seorang Nabi”, itu hanya jawaban orang-orang yang tidak mempunyai jiddiyah(kesungguhan). Ketika seseorang memiliki kesungguhan maka apapun bisa terjadi dengan kehendak Allah swt. Sudah lupakan kah kita dengan Q.S. Muhammad ayat 7, coba kita renungi lagi maknanya.
Ikhwafillah, pikullah amanah dakwah ini dengan kesungguhan. Karena dengan itu, engkau akan merasakan betapa manisnya iman. Yang seandainya nikmatnya iman bisa direbut, tentu para raja beserta seluruh prajuritnya akan merebutnya. Tapi, sekali lagi, nikmat ini takkan pernah bisa rebut, tapi ia harus ada didalamnya, berjuang memikulnya, mengorbankan seluruh harta dan jiwanya untuk memikul amanah ini dengan 2 pilihan, hidup mulia atau mati syahid.

Mengenai Saya

Foto saya
Hamba yang penuh dosa. Berharap ampunan Nya.