sebersit keinginan tuk meninggalkan jejak kebaikan. butiran ilmu. dan goresan kenangan. Karna hidup tak kan abadi. Namun cita dan karya bergelut melewati zaman.
Rabu, 27 November 2013
Menikah Memuliakan Sunnah - Ustad Salim A Fillah
Bismillahirrahmanirrahim.
-Kebanyakan kita seringkali mengkhawatirkan yang sudah dijamin dan mengabaikan apa yang seharusnya diperjuangkan.
-Allah menjaminkan rizki, termasuk jodoh saat berfirman: "Wa Kholaqnakum azwajan". "Dan telah Kami ciptakan kamu berpasang-pasangan."
-Harusnya menjadi jalan bagi kita untuk: berprasangka baik, berniat baik, berikhtiar baik dan tawakkal terbaik.
-Kejutan-kejutan rizki menyertai orang-orang bertakwa, dari arah yang tidak disangka-sangka..
-Tugas kita adalah bekerja, berikhtiar, berjuang.
- Ikhtiar adalah sebuah laku, rizki itu kejutan.
-Jika masih meragukan soal rizki, maka perbaiki keimanan kita.
- Tugas kita sekarang menjemput, Allah takdirkan dimana, terserah Allah.
-Setiap orang membawa jatah rizkinya masing-masing, Allah lebih tahu bagaimana rizki itu datang kepada kita.
-"Kalian tidak tahu dimana rizki kalian, tetapi rizki kalian tahu dimana kalian berada..."
-Tugas kita hanya mempersiapkan jawaban terhadap 2 pertanyaan rizki: darimana didapatkan dan kemana dibelanjakan?
-Jodoh, adalah bagaimana mentarbiyah diri agar mendapatkan yang terbaik dari Allah *tugas kita
-Jika sudah dihadapkan pada pilihan, maka istikhorohkanlah: "aku memohon dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kuasa-Mu."
Kesimpulan saya soal jodoh:
Rizki jodoh sudah ditetapkan: orangnya, waktu dan tempat.
Pertanyaannya hanyalah dalam keadaan apa seseorang bertemu dengan jodohnya, dalam keadaan tertarbiyah dengan baik, setengah-setengah atau tidak sama sekali. Maka kualitas perjodohan bergantung pada kualitas proses tarbiyah seseorang dalam menyempurnakan keimanannya. Asumsi cateris paribus, tidak berlaku untuk kasus Asiyah dan Fir'aun. Wallahu a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar