Jumat, 20 Maret 2015

Kemesraan dunia dan Keabadian Akhirat - Ustad Salim A Fillah

1) Kekufuran, kejahatan, & maksiat di dunia terasa ramai, penuh kawan, bahkan beperlindungan. Tapi di akhirat; ia kesendirian bersesalan.

2) Hakikat ini termaktub dalam firmanNya; “Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa’at. Dan tidak pula teman yang akrab.” {QS26:100-101}

3) Segala kemesraan dunia kan putus di akhirat, “Para kekasih pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain..” {QS 43: 67}

4) “..Kecuali orang-orang bertaqwa.” {QS43:67}, yang saling cinta karena Allah, dengan cara nan diridhai Allah, demi mencari ridha Allah.

5) Terdengar jerit insan yang tak taqwa dalam cinta, “Aduhai binasa & celaka aku, andai tak kuambil Fulan sebagai kekasihku..” {QS25:28}

6) Adapun iman, taat, & kebajikan; walau terasa sunyi & sendiri; ia ikatan yang meriah & indah. Tersambung kita melintasi tempat & zaman.

7) Kemesraan yang kan abadi itu ialah; “Wahai Rabb kami, ampunilah kami & SAUDARA-SAUDARA yang MENDAHULUI kami dengan iman..” {QS59:10}

8) Dan kita mohon pada Allah agar menjaga kebersihannya, “Dan jangan jadikan di hati kami sesak dendam kepada sesama mukmin..” {QS59:10}

9) Sungguh kebersamaan dalam taqwa tidaklah mudah tuk hawa nafsu kita yang cenderung pada suka-suka, enak-enak, lalai, & menunda taatnya.

10) Kemesraan ukhrawi di dunia jadi berat sebab penuh nasehat; kawan taqwa takkan segan meluruskan yang bengkok, membetulkan yang keliru.

11) Maka “Sabarlah pada dirimu membersamai orang-orang yang menyeru pada Rabbnya pada pagi & petang semata mengharap ridhaNya.” {QS18:28}

12) Ukhuwah memang tak meniadakan masalah; ia mendampinginya agar indah. “Hanyasanya mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah..” {QS49:10}

13) Inilah cara menjaga diri dalam kebaikan, “Hai insan-insan beriman, bertaqwalah pada Allah & bersamailah orang-orang benar.” {QS9:119}

14) Demikian bedanya kemesraan semu nan berujung sesal & seteru; dengan kebersamaan taqwa yang meski berkendala, kan sampai jua ke surga.

15) Ia mimbar cahaya, dicemburui Nabi & syuhada’. Bahkan walau di dunia sempat dicekam dendam, iman kelak mempertemukan dalam kenikmatan.

16) Yakni “Dan Kami cabut segala dendam di hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara, duduk berhadapan di atas dipan-dipan.” {QS15:47}

17) Hakikat maksiat sunyi, sesal, & seteru, walau kini mesra, semarak, & syahdu. Taat itu nikmat & hangat nanti, walau kini gerah & sepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hamba yang penuh dosa. Berharap ampunan Nya.