Ibnu Khaldun dalam Mukaddimahnya memberi pesan
kepada kita bahwa sejarah merupakan salah satu cara merekonstruksi masa depan. Belajar
dari diangkatnya Umar bin abdul aziz sbg khalifah. Bahwa ia tidak berdiri linier.
Tapi banyak varian yg saling terkait sehingga dinasti Umayah memiliki khalifah yg
kelak ketika bani abbasiyah memimpin hanya makamnya yang tak dihancurkan.
Varian itu yang harus kita renungi bersama.
Bahwa keberhasilan dakwah tak pernah dicapai oleh satu orang. ia hasil dari kerjasama dalam sebuah amal jamai. Berangkat dari kisah tsb, bahwa yg perlu kita siapkan tuk memenangi dakwah ini ialah
kerja kerja kita harus didasari oleh semangat amal jamai. Ruh ini yang membuat gerakan
dan perjalanan dakwah berjalan secara kesinambunagan. Perjalanan dan cita dakwah
kan tetap hidup dikarenakan pertarungan abadi al haq dan bathil. Maka semangat
amal jamai mutlak diperlukan tuk bisa menjadi nafas panjang sebuah gerakan
dakwah.
Amal jamai yang saya maksud disini, bukan
sekedar “Tim Work” dalam kerja kerja dakwah sekarang. Tapi berasaskan pada
proses kesinambungan dan pewarisan tiap tiap kerja tuk membangun proyek
peradaban.
Hegemoni Barat di abad modern ini, bukan
dibangun seketika. Ia merupakan proses panjang dikala Renaissance digaungkan
ilmuwan dan teknokrat abad ke 14. Siapa sangka sebuah mesin uap mampu
menyebabkan revolusi Industri di Inggris. Ataupun kaum terpelajar perancis yang
mendorong tejadinya revolusi dan menjatuhkan Raja Louis ke VI.
Maka tuk memenangi proyek besar ini, sebuah
keniscayaan tuk kita memahami sejarah perjuangannya. Agar tiap rencana panjang
kedepan tidak bergerak secara ahistoris. Ia merupakan perenungan panjang dari potret
masa lalu perjuangan. Mari renungi kembali tulisan Ibnu Khaldun diatas bahwa
sejarah ialah salah satu cara merekonstruksi masa depan.