Sejarah Singkat Organisasi
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Forum Silaturahmi Lembaga
Dakwah Kampus (FSLDK) X diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah
Malang ( UMM ) pada 25-29 Maret 1998. Sekitar 200 orang peserta yang
mewakili 69 LDK dari 64 kampus. Antara lain berasal Universitas yang ada di
pulau jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Forum tersebut membawa
misi dengan tema ”Pergerakan Mahasiswa Muslim Menuju Transformasi Sosial :
upaya peningkatan intelektualitas Aktivitas Dakwah Kampus “. Pertemuan yang
kepanitiannya ditangani oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jamaah AR Fachruddin
Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ), menetapkan beberapa sasaran yang ingin
dicapai, antara lain :
1.
Membangun
pemahaman bersama tentang konsep Dakwah Islamiah yang dijalankan para
LDK, memperkuat ikatan dan jaringan antar LDK dalam menyikapi problematiaka
bangsa yang sedang terjadi.
Untuk pengayaan wawasan
para peserta maka selenggarakan sesi diskusi panel yang mengahadirkan sejumlah
pembicara dari lingkungan LDK. Dalam diskus panel ini mengundang para tokoh
kebagsaan saat ini seperti Prof.Dr.Amin Rais dan Letjen Prabowo
Subiyanto. Meskipun keduanya berhalangan hadir, tetapi rencana panitia
FSLDK X mengundang kedua tokoh ini menarik untuk dicermati.
Mengenai Prof.Dr. Amin
Rais, alasannya yang dikemukakan adalah mempertimbangkan sikap-sikap kritis
yang dilontarkan Amin rais terhadap krisis yang sedang berlangsung dan
juga sikap perlawanannya terhadap rezim status quo Orde Baru. Adapun rencana
mengundang Letjen Prabowo Subiyanto didasari oleh semangat dialog
ABRI-Mahasiswa yang mulai mengemuka pada saat itu.
Diharapkan, para peserta
FSLDK X bisa menggali pandangan dari petinggi militer terhadap permasalahan
yang sedang terjadi dan khususnya bagaimana mereka memandang LDK sebagai
kekuatan moral-intelektual mahasiswa
muslim.
2.
Sidang komisi
FSLDK X dibagi dalam komisi Politik, Ekonomi, Budaya, Pers dan Jaringan
Islam Indonesia.
Dari sidang komisi Ekonomi
dihasilkan rumusan untuk mensosialisasikan ide Ekonomi Islam yang berorientasi
kepada ekonomi kerakyatan, baik dilingkungan kampus maupun ditengah masyarakat.
Sidang komisi Budaya salah
satu rumusan pentingnya adalah tuntutan untuk menciptakan birokrasi yang
bersih, jujur, adil dan berwibawa serta menghapuskan budaya korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Adapun komisi politik
secara prinsip sepakat bahwa krisis yang sedang terjadi merupakan momentum bagi
FSLDK untuk mengemukakan sikap-sikap politiknya secara jelas dan tegas, agar
eksistensi FSLDK diakui masyarakat. Salah satu poin menarik dari komisi Politik
ini adalah prediksi tentang kekacauan politik yang mungkin terjadi menyusul
semakin panasnya kondisi politik nasional. Lalu komisi ini merekomendasikan
perlunya LDK melakukan langkah-langkah antisipasi dalam mengahadapi kemungkinan
terjadinya kekacauan politik ini.
Gagasan Pembentukan
KAMMI Seperti disebutkan diatas, diskusi dalam sidang-sidang komisi
ternyata diwarnai pembahasan hangat tentang perlunya LDK menyikapi situasi
sosial politik yang sedang berkembang.
Perdebatan seru muncul
pada tataran operasional yaitu bagaiman LDK mewujudkan sikap pandangnya
terhadap permasalahan bangsa yang terjadi, tanpa menyeret lembaga ini kedalam
pusaran politik praktis.
Akhirnya diambil inisiatif
jalan tengah, yaitu melanjutkan pembahasan mengenai hal ini diluar forum FSLDK
yang sudah terjadwalkan sejak semula. Jalan ini diambil karena sejak awal,
panitia tidak secara khusus mengagendakan tema ini. Respon kuat dari para
peserta agar LDK menyikapi perkembangan krisis nasional yang sedang terjadi,
membuat para pemimpin sidang memutuskan jalan tengah ini.
Menindaklanjuti jalan tengah
ini, dibentuklah tim formatur yang beranggotakan 8 (delapan ) orang dari
peserta. Mereka adalah :
1. Arianto Pratikno ( ketua Jamaah AR Fachruddin
UMM 1997/1998 ), sebagai ketua tim.
2. Badaruddin ( Ketua Forkom LDK Unair 1998/1999
)
3. Andri Yunita Kusumawati ( Forkom LDK Unair )
4. Edi Chandra ( DKM Al-Ghaifari IPB )
5. Faizal Sanusi ( Ketua Kerohanian Islam SM UI
1996/1997 )
6. Muhammad Arif Rahman ( Ketua Jamaah
Shalahuddin UGM )
Tugas utama tim formatur ini
adalah membahas dan memformulasikan bentuk respon LDK terhadap krisis
nasional yang terjadi. Sementara tim ini bekerja, agenda-agenda FSLDK juga
terus menjalani sesuai agenda yang telah direncanakan sebelumnya. Adapu Program
kerja tim formatur ini menyikapi 2 hal penting yaitu :
1.
Sepakat untuk
membentuk sebuah wadah khusus bagi para aktivis LDK diluar nasional yang
semakinparah, termasuk pada tataran aksi.
2.
Sepakat untuk
mendeklarasikan wadah baru setelah selesainya acara FSLDK X, sehingga wadah ini
bukan sebagai salah satu keputusan FSLDK X, tetapi kesepakatan para peserta
yang terjadi bersamaan dengan berakhirnya penyelenggaraan FSLDK X.
Sampai pada kesepakatan bahwa wadah ini bernama Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI ), dengan mendudukkan Fahri Hamzah
sebagai ketua umum dan Haryo Setyko sebagai sekretaris umum.
Wadah ini kemudian dideklarasikan pada hari Ahad, tanggal 29
maret 1998 atau bertepatan 1 Dzulhijjah 1418 H, jam 13.30 wib di Aula
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM ), beberapa setelah FSLDK X secara
resmi ditutup oleh pembantu Rektor 2 UMM.
Hasil-hasil keputusan tim formatur dibacakan oleh Ananto
Pratikno, ketua Jamaah AR Fachuddin UMM, dihadapan peserta FSLDK nasional X
yang saat itu masih tetap berkumpul diruangan.
Setelah itu, deklarasi pendirian KAMMI yang tertuang
dalam “Deklarasi Malang “ dibacakan oleh Fahri Hamzah yang mendapat amanah
sebagai Ketua Umum, dan setelah itu dilakukan penandatanganan piagam deklarasi
malang oleh sebagian besar peserta yang hadir.
Kelahiran KAMMI sudah merupakan keniscayaan. Sudah terlalu lama mesjid kampus
bergolak, menuntut partisipasi. Para aktifisnya sudah tidak tahan dengan
kezaliman rezim Orde Baru yang otoriter. Sebagaimana kita ketahui, pada awal
1980-an setelah pemerintaj melakukan represi luar biasakepada gerakan
mahasiswa, muncullah berbagai mesjid dikampus-kampus besar seperti Salman di
ITB, Arief Rahmah Hakim di UI, Jama’ah Salahuddin di UGM dll.
Masjid kampus
semacam ini, dari hari kehari bertambah jumlahnya, dan bertambah pula
aktifitasnya. Hal ini kemudian menjadi pola yang fenomental pada awal 90-an.
Beberapa pengamat gerakan mahasiswa menyebutnya sebagai gerakan mahasiswa yang religius,
gerakan ini ditandai oleh kentalnya warna agama ( islam ) dalam setiap kegiatan
dan penampilan
aktifisnya.
Tak lama
setelah dideklarasikan, KAMMI melakukan gebrakan aksi perdananya yang
mengejutkan, yaitu “ Rapat Umum Mahasiswa dan Rakyat Indonesia “
dilapangan Masjid Al-Azhar, Jakarta, pada tanggal 10 april 1998.
Andi Rahmat menyebutkan lima
alasan kenapa Aksi perdana ini menjadi fenomenal dan mengejutka, yaitu
:
1.
Jumlah massa
Aksi yang hadir tergolong besar, yaitu sekitar 20 ribu orang.
2.
Aksi tersebut
merupakan Aksi pertama mahasiswa yang dilakukan diluar kampus.
3.
Aksi massa
besar diluar kampus itu ternyata berjalan secara tertib dan aman.
4.
Isu utama
yang diangkat adalah “ Reformasi Total “ sebagai jalan
penyelesaian krisis.
5.
Ini merupakan
Aksi pertama mahasiswa yang mampu memobilisasi dan mengkonsolidasi massa
rakyat. Dalam aksi ini hadir ibu-ibu rumah tangga, buruh-buruh korban PHK, dan
beragam unsur lainnya.
Sampai sekarang 12 tahun
sudah usia KAMMI, tetapi ternyata masih tetap eksis dengan pergerakannya
sebagai organisasi yang social dan merakyat serta membawa misi sebagai mana
Misi Rosulullah.
Beda halnya dengan
organisasi yang lain yang sudah lebih tua dari KAMMI yaitu HMI, GMNI dan lain
sebgainya. Mereka sudah menjadi organisasi yang lapuk bagaikan singa yang
kehilangan taringnya. Yang dulu gencar adalah HMI dengan pergerakannya namun
sekarang yang paling dikenal adalah KAMMI. Allahuakbar…
Semoga pergerakan
mahasiswa sekarang menjadi acuan utama sebagai agen of change bagi kehidupan
berbangsa dan beragama.
Salam… KAMMI komisariat
UHAMKA Jakarta…
Diringkas Oleh : JUNAEDI
(Kadep Kastras Tahun 2009-2010.)